Peranan Febri Diansyah untuk Kepala Unit Humas Komisi Pembasmian Korupsi (KPK) usai. Bekas aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) ini dengan cara sah memberitahukan pemunduran dianya Kamis tempo hari (24/9/2020).
Berita pemunduran diri Febri pertama-tama dikatakan Plt Juru Bicara Bagian Pengusutan KPK, Ali Fikri. Waktu dilakukan konfirmasi, Ali mengaku sudah mendapatkan info dari Unit SDM yang telah terima surat pemunduran diri Febri.
Sebelum memegang untuk Kabiro Humas, saat pertama-tama masuk KPK, Febri dipilih untuk jubir. Tetapi waktu pimpinan komisi antirasuah jilid V memegang, mereka setuju mengubahnya dengan seseorang.
Waktu itu ketua KPK dipilih Komjen (Pol) Firli Bahuri yang sampaikan ke publik faksinya akan lakukan lelang kedudukan untuk isi tempat jubir. Firli baru mengetahui jubir serta kepala unit humas ialah dua tempat tidak sama, hingga dia memandang bangku juru bicara masih kosong sampai sekarang ini.
Sejauh ini ke-2 peranan itu diemban oleh Febri. Bekas aktivis di organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW) itu juga mengaku semenjak ada ketentuan baru di internal KPK, dia menyarankan supaya tempat juru bicara serta kabiro humas dibikin terpisah.
"Tetapi, sampai waktu kepemimpinan jilid IV usai, mereka masih minta saya jalankan ke-2 peranan itu dengan cara bertepatan," papar Febri lewat info tercatat pada Senin malam (23/12).
Febri mengemban dua tanggung jawab itu semasa 3 tahun semenjak 2016 kemarin. Figurnya juga telah terlanjur lekat untuk muka KPK di muka umum. Muka Febri ringkas seringkali wara-wiri menghiasi monitor kaca untuk memberi info ke publik tentang performa instansi pembasmi rasuah itu.
Publik pelan-pelan mulai terlatih figur corong KPK bukan lagi Johan Budi yang sekarang sudah kerja di Istana, tetapi bekas aktivis antikorupsi itu. Walau demikian, Febri menjawab arif, sampai kapan juga tidak dapat gantikan figur Johan Budi yang telah 8 tahun jadi juru bicara KPK.
"Ya, tidak bisa (gantikan Johan Budi), sebab tiap orang kan berlainan. Kelak, jika saya telah tidak lagi jadi juru bicara, ya juru bicara setelah itu tidak bisa gantikan dua juru bicara awalnya," kata Febri ke IDN Times lewat pesan pendek (10/4) kemarin.
Bekerja jadi juru bicara KPK memang tidak gampang. Ditambah lagi suport publik pada lembaga KPK termasuk tinggi. Hasil survey yang dilaksanakan Instansi Survey Indonesia (LSI) pada 2018 lantas memperlihatkan, KPK sukses mendapatkan 85 % tingkat keyakinan publik. Berarti, KPK bertambah dipercayai oleh publik untuk memberantas korupsi daripada lembaga kejaksaan serta Polri.
Buat kalian yang ingin tahu tentang figur Juru bicara KPK Febri Diansyah sebelum mukanya lenyap dari monitor kaca, baca lima bukti berikut.
Rumor antikorupsi memanglah bukan dunia baru buat Febri Diansyah. Sebelum pada akhirnya putuskan masuk ke barisan pegawai KPK, pria kelahiran Padang, 8 Februari 1983 itu pernah jadi periset di organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW) semasa 6,5 tahun. Salah satunya pekerjaannya saat itu ialah memantau peradilan beberapa kasus korupsi yang diolah oleh KPK.
Dalam session interviu spesial dengan IDN Times pada Maret 2018, Febri menjelaskan, ia berhubungan dengan dunia hukum saat kuliah di Kampus Gadjah Mada. Berikut yang selanjutnya membawanya masuk ke ICW. Dia lihat ada situasi ketimpangan hukum yang berlangsung di warga.
"Jadi, saya masuk ICW pada Agustus 2007. Sebetulnya selesai lulus, saya tidak ingin masuk ICW, tetapi ingin jadi wartawan Tempo serta mengulas politik dan hukum. Sebab kan sesuai dengan background pengetahuan hukum," kata Febri.
Kejadian ribut-ribut di antara lembaga Polri serta KPK, selanjutnya jadi penggerak buat Febri untuk masuk ke instansi antirasuah itu.
"Eskalasi gempuran kembali ke KPK kan kuat sekali saat itu serta saya banyak berhubungan dengan rekan-rekan di KPK. Pada akhirnya memahami jika KPK perlu suport," katanya.
Pada akhirnya Febri ikuti program 'Indonesia Menyebut' di 2013 kemarin. Waktu itu, Febri tertarik untuk mendaftarkan untuk penyelidik karena cakupan kerjanya seperti dengan penyidik.
Menjadi pegawai KPK, proses seleksi yang dilewati tidak gampang. Ada bermacam tes yang perlu diiringi, termasuk juga interviu. Semua proses itu dilaksanakan dengan menyertakan faksi ke-3.
Febri akui telah sukses melalui semua tingkatan tes itu. Tetapi, dia tidak berhasil di tingkatan interviu. Muka Febri yang sering tampil di media saat kerja di ICW dapat mencelakakan jika dilaksanakan operasi senyap.
"Sebab kerja penyelidik itu tertutup. Bertentangan dengan pekerjaan di ICW yang mewajibkan terbuka, hingga bisa mencelakakan jika dilaksanakan Operasi Tangkap Tangan (OTT)," kata Febri.
Lantas, bagaimana dia pada akhirnya dapat kerja di KPK? Febri pada akhirnya diterima jadi staf dibagian fungsional gratifikasi serta ikuti proses seleksi menjadi jubir.
Sesudah setiap hari bermasalah dengan rumor hukum, Febri mempunyai langkah tepat untuk melepas capek. Diantaranya dengan mempunyai akuarium di dalam rumah. Ada cerita menarik masalah akuarium diisi tumbuh-tumbuhan alami itu.
Dia menjelaskan, hal tersebut berawal dari rasa ingin tahu anak pertamanya pada ikan.
"Saya kan punyai akuarium di dalam rumah. Dahulu tidak punyai akuarium. Tetapi pada awalnya, anakku mendapatkan ikan sapu-sapu di muka rumah, sebab aliran air di muka rumah itu kan melimpah cocok hujan," kata Febri menceritakan.
Disana, ikan itu dirawat oleh putra Febri. Dia selanjutnya membelikan akuarium serta pernah diisi ikan mas koki.
"Tetapi, ngerawatnya sulit. Cocok ditinggal pekerjaan ke luar kota semasa lima hari, ikannya mati," katanya.
Bekerja jadi jubir satu lembaga yang ada di garda paling depan pembasmian korupsi memang tidak gampang. Ada banyak sekali rumor berseliweran yang seringkali berisi fitnah serta pendapat. Untuk hadapi itu pasti diperlukan sikap tenang serta langkah memikir yang jernih.
Dua point itu yang sekarang sukses diperlihatkan oleh Febri. Publik menyenanginya tampil di tv karena lihat dia demikian tenang serta dapat sampaikan alasannya dengan teratur. Walau sebenarnya di ruang umum, lembaga tempatnya kerja sering terserang dengan pertanyaan yang menusuk. Serta, seringkali ada yang sampai berkobar-kobar serta marah sampaikan gagasannya ke KPK.
Lantas, apa rahasia Febri dapat berlaku demikian tenang? Dia akui tidak ada yang istimewa dari sikapnya itu.
Hukum dalam Judi Sabung Ayam "Dari dahulu langkah bicaraku sudah ini. Tetapi saya belajar dari Mas Johan (juru bicara KPK awalnya yang bekerja di tempat itu semasa seputar delapan tahun). Apalagi dengan bicara yang tenang, karena itu pengutaraan pesan semakin lebih optimal.
Febri menjelaskan, untuk dapat menumbuhkan sikap antikorupsi karena itu hal itu harus diawali semenjak awal. Itu penyebabnya, KPK sekarang terus-menerus mendekatkan ke audiens golongan generasi muda. Meskipun pengutaraan rumor antikorupsi ke golongan millennial tidak gampang.
"Sebab kami harus sampaikan dengan memakai bahasa yang simpel, sebab di umur yang lain kemungkinan ada keengganan ya untuk masuk di frekwensi tujuan. Jika yang umurnya tidak begitu jauh tidak sama kan dengan cara sadar memang masuk," tutur Febri.
Oleh karenanya, KPK berupaya masuk serta menyosialisasikan rumor antikorupsi dari dunia yang lekat dengan anak muda yaitu sosial media. KPK sempat mengundang beberapa influencer ke kantor untuk lihat bertambah jauh situasi fisik gedung instansi antirasuah serta apakah yang ditangani lembaga itu.
Salah satunya influencer yang tahun 2018 lantas diundang ialah Atta Halilintar. Mereka dibawa ke sejumlah ruang yang dahulu belum tahu oleh publik. Cara tersebut disadari oleh Febri cukup efisien.
"Dapat dibuktikan di lingkungan Humas KPK, ada adik pegawai yang duduk di kelas enam SD serta SMP tahu dengan Youtuber yang sempat bertandang kesana. Mereka bicara mengenai itu, contoh "takut ya jika diamankan". Memang pandangannya masih yang korupsi mengambil uang," tuturnya lagi.
Febri mengharap di hari esok, publik dapat dididik tentang rumor antikorupsi tanpa ada menyebutkan kata "korupsi" tersebut.
"Contohnya dengan skema nilai jujur dengan membuat kejujuran diawali pada rumah, itu adalah fondasi penting," papar Febri.
Membaktikan diri di KPK cukup buat Febri. Tetapi dia akui belum ajukan lamaran ke lembaga apa saja selesai putuskan memundurkan diri dari instansi antirasuah. Ia menjelaskan, ada gagasan untuk membuat kantor hukum publik.
"Jadi satu kantor hukum publik yang concern pada advokasi anti-korupsi, terutamanya advokasi pada korban korupsi, selanjutnya perlindungan customer," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2020).
Febri menjelaskan, ia telah sampaikan surat pemunduran diri semenjak Jumat18 September 2020. Surat itu ia berikan ke pimpinan KPK, Sekjen KPK, serta Kepala Unit Sumber Daya Manusia (SDM) KPK.
Ia memperjelas, pemunduran diri itu bukan didasari perselisihan internal di KPK. Bila memang benar ada ketidaksamaan opini dengan pimpinan, semua hanya profesionalisme kerja.
"Serta tidak ada masalah pribadi disana. Jadi nothing personal dalam rekanan tiap hari serta tentunya tidak ada intimidasi atau mungkin tidak ada desakan-tekanan. (Pemunduran diri) Ini ialah pilihan yang dengan cara sadar saya mengambil, supaya semakin dapat berperan dalam pembasmian korupsi," papar Febri.