Proses transit di lapangan terbang Wuhan termasuk lancar. Pemenuhan bahan bakar pas waktu. Supply logistik di dapur pesawat penuh lagi. dua orang yang tidak menjelaskan sepatah katapun naik pesawat, melakukan pekerjaan cleaning service dengan cepat serta efektif. Selanjutnya turun bawa sampah serta perlengkapan kotor. Tanpa ada ucapkan satu patahpun kata. Cecilia yang akan menegur dengan ramah sampai menangguhkan tujuannya. Cemas jika rupanya beberapa orang itu robot android. Cecilia berasa geli dengan pemikirannya sendiri.
Andalas yang telah bangun semenjak roda pesawat touch down di dasar Wuhan, nikmati kopinya dengan nyaman. Ingat begitu mereka ada pada batas di antara hidup serta mati di atas Pasifik. Dicari oleh pesawat tempur yang pasti bukan tandingan mereka di udara. Mereka selamat karena hanya kebetulan serta peruntungan.
Kebetulan pesawat ini diperlengkapi oleh persenjataan anti gempuran udara serta mereka mujur gempuran itu berlangsung sesudah dekati daerah udara Rusia. Andalas tidak dapat memikirkan bila saja Tomcat serta Fighting Falcon itu menggempur di saat yang bertepatan saaat mereka barusan keluar dari daerah udara Amerika, entahlah apakah yang akan berlangsung. Mungkin ia saat ini tidak ada di sini nikmati satu gelas kopi.
Organisasi mati-matian mengeluarkan semua sumberdaya untuk menghilangkan mereka. Mereka jelas tidak punyai panduan sedikitpun dimana tepatnya letak Sarana Gobi. Gurun pasir terluas di Asia. Meskipun sudah lakukan pemindaian lewat satelit resolusi tinggi, Organisasi benar-benar tidak mendapatkan jejak apa saja dari sarana rahasia itu. Sempat ada inspirasi untuk lakukan penelusuran melalui darat atau ground checking dengan mengeluarkan team ekspedisi. Tetapi cari di luasan hampir 1,3 juta km persegi bukan pekerjaan gampang.
Kecuali tentunya mereka akan bertemu dengan kewenangan China yang tidak tinggal diam orang asing mengacak-acak teritorial mereka. Si Chairman setuju dengan 11 anggota yang lain jika sarana itu tentu terdapat jauh di kedalaman bumi. Karenanya sasaran mereka ialah Lian Xi. Wanita itu adalah adik dari Profesor Lian Yang. Salah satunya team periset yang lakukan analisa di sarana itu.
Berdasar data intelijen yang disatukan Si Pelaksana eksekusi, Lian Yang pernah mengontak Lian Xi seringkali termasuk juga minta bantuannya menjumpai Cecilia serta Akiko yang ditahan Interpol di Lyon. Oleh karena itu Si Pelaksana eksekusi pernah mengirim Helda serta Isamu untuk tangkap Lian Xi.
Sesaat OWC punyai kebutuhan lain hingga tetap menahan aksi apa saja dari siapa saja supaya epidemi ini tidak berakhir. Keinginannya pasti agar berlangsung chaos dengan cara global serta pemerintahan tiap negara akan roboh semua. Dari sanalah mereka akan menggantikan tatanan dunia dengan cuma berkiblat pada 1 order. 1 pemerintahan global yang tidak terpisah oleh ras serta negara.
Sebenarnya ada satu pergerakan lain lagi kecuali 2 organisasi besar yang terlepas dari penilaian Cecilia serta teman-teman. Beberapa perusahaan farmasi raksasa mati-matian coba cari formula paling pas untuk dapat membuat serum buat 2 penyakit yang memunculkan epidemi mematikan itu.
Raksasa-raksasa industri farmasi itu pasti membutuhkan objek 0 serta memeriksa insiden di titik 0 waktu virus serta bakteri itu pertama-tama ada. Marc yang terkait erat dengan Pierre, salah satunya bos perusahaan farmasi besar di Perancis, sebetulnya sudah mengetahui tentang Fabumi serta titik 0 Bakteri Tropis di pedalaman Congo Basin. Tetapi Fabumi sukses diculik oleh GRU yang dilakukan oleh salah satunya anggota Organisasi serta saat ini entahlah masih hidup atau mungkin tidak.
Marc tidak paham tentang titik 0 serta objek 0 Virus Es tetapi tahu mengenai Sarana Pandora yang lakukan analisa pada objek 0 Mollivirus sibericum. Tetapi sesudah ia mengirim tim striker ke Arctic, laboratorium itu sudah rata dengan tanah. Kembali lagi ada seseorang yang menyusulnya.
Beberapa raksasa farmasi di penjuru dunia alami jalan buntet. Riset mereka pada objek-obyek yang terkena benar-benar tidak memperlihatkan perkembangan. Sebab memang objek 0 benar-benar tentukan sekali. Dari objek 0 lah sebetulnya genom dari virus atau bakteri dapat dipetakan sebab belum alami perubahan.
Ada 1 hal penting yang sebetulnya terlewati khususnya oleh Cecilia. Ia tetap menyangka jika Fabumi untuk orang yang sempat terkena tetapi rupanya imun ialah objek penting buat riset serum Bakteri Tropis. Cecilia lupa jika Fabumi bukan objek 0. Semestinya ia memutuskan Sefu untuk objek 0. Sebetulnya di catatan keutamaan Cecilia telah menyebutkan Sefu untuk objek 0. Tetapi sebab menduga Sefu sudah jadi korban di camp logging karena itu Cecilia mengabaikannya.
Andalas menggantikan kembali lagi kendali kokpit Gulfstream I-AA. Mereka sudah siap terbang kembali lagi. Kesempatan ini ke arah Beijing. Tempat ke 4 teka-teki Dokter Adli Aslan ada. Ia barusan pernah lihat dengan cermat peta yang didapatkan dari sobekan kanvas di The Met Breuer. Beberapa temannya betul. Peta itu benar-benar tidak bermakna apa-apa. Cuma sketsa satu pulau yang dikelilingi oleh lautan super luas. Tanpa ada info penambahan apa-apa.
Pesawat itu terbang dengan mulus tanpa ada kejadian sedikitpun. Akiko barusan pernah cemas mengingat insiden di Lapangan terbang New York. Tetapi Lian Xi menentramkan mereka dengan menjelaskan benar-benar kemungkinan kecil itu akan berlangsung di daerah China. Tangan organisasi kemungkinan kuat serta panjang. Tetapi tidak sekuat serta selama itu di negeri Gorden Bambu.
Perjalanan ke Beijing cuma akan dilakukan tidak sampai 2 jam. Sesudah memencet tombol auto pilot, Andalas serta Lian Xi masuk bersama-sama Cecilia serta Akiko untuk membicarakan cara setelah itu.
"Kita kelak akan ada di Beijing. Mengapa tidak sekaligus saja ke Gobi lewat darat?" Cecilia lihat peta di X-One. Jarak dari Beijing ke Gobi cukup jauh, kira-kira 1000 km, tetapi jalanan ke arah Gobi benar-benar mencukupi untuk dilalui. Termasuk juga juga bisa memakai kereta api yang diteruskan dengan perjalanan darat.
"Kita harus mengakhiri teka-teki dari Dokter Adli terlebih dulu. Siapa tahu rupanya setelah tiba di ujung teka-teki ini kita dapat semakin gampang memutuskan." Andalas sampaikan gagasannya.
Akiko mengangguk. Entahlah sepakat pada siapa. Cecilia atau Andalas. Perhatiannya sedang tertuju pada peta aneh di depan mereka. Satu pertimbangan melewati pikirannya.
"Lian Xi, apa kau memang tahu benar bagaimanakah cara ke arah Sarana Gobi?"
Lian Xi menggeleng.
"Tentunya saya tidak paham. Kakakku katakan jika ia sendiri tidak paham tepat ada dimana. Ia cuma menjelaskan jika sarana itu terdapat jauh di bawah tanah daratan Gobi."
"Aahh, patut saja jika demikian. Jadi Organisasi memburumu sebab mereka putus harapan tidak mendapatkan panduan apa saja dimana letak Sarana Gobi. Satelit sehebat apa saja tidak dapat memindai sarana yang ada di tanah. Mereka tidak paham jika kamu tidak paham." Andalas mengatakan panjang lebar.
"Nah! Jika sangkaanku betul, peta ini kelihatannya adalah panduan bagaimanakah cara ke arah sarana itu!" Akiko mengatakan dengan penuh semangat. Ia mustahil salah.
Ke-3 orang yang lain sama-sama berpandangan lalu dengan cara bertepatan menganggukkan kepala.
"Jadi Dokter Adli Aslan menyengaja memberi panduan yang susah ini supaya bila peta ini jatuh ke tangan orang yang keliru tidak mencelakakan Sarana Gobi. Pulau ditengah-tengah lautan...padang pasir!"